Pendidikan anak menurut Islam - Menikah pada umumnya menjadi salah satu tujuan hidup tiap individu. Hal ini dirasa wajar karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Menghabiskan sisa hidup bersama orang terkasih tentu sangat menyenangkan, meski baru dari bayangan.
Akan tetapi, lebih dari itu menikah juga menjadi sarana bagi manusia untuk meneruskan garis keturunannya, yakni dengan memiliki anak. Tentu banyak hal harus diperhatikan sebelum menyambut kehadiran anak di tengah keluarga. Salah satu aspeknya adalah pendidikan. Islam tentu juga membahas mengenai cara mendidik anak. Lalu, bagaimana pendidikan anak menurut Islam?
Cari tahu di paragraf selanjutnya ya Sahabat!
Aspek Pendidikan Anak Dalam Islam
Layaknya sebuah pepatah yang mengatakan bahwa anak yang baru lahir sama dengan kertas putih. Masih terbebas dari segala hal yang dapat membuatnya ternoda. Di sanalah letak peran orangtua untuk mendidik anaknya.
Sesuai dengan hadis Rasul, pendidikan dari orangtualah yang akan menjadi langkah pertama bagi Sang anak untuk menjadi yahudi, Nasrani, atau Majusi. Jika tanpa menerima pengetahuan tentang agama Islam.
Oleh sebab itu, terlepas dari jenis ilmu pengetahuan apapun di muka bumi, pendidikan tentang Islam menjadi dasar yang harus diperkenalkan pada anak sedini mungkin.
Dalam mengajarkan pengetahuan tentang Islam pun, orangtua perlu untuk membagi pengajaran menjadi beberapa fokus. Harapannya, agar nilai-nilai keislaman yang sangat penting bisa tertanam lebih dulu dalam diri Sang anak.
Setidaknya, ada 3 aspek pendidikan tentang Islam yang sepatutnya diperkenalkan pada anak, sebagai berikut:
-
Akidah
Pengetahuan tentang akidah menjadi hal pertama dan yang paling dasar yang selayaknya dikenalkan kepada anak. Kenyataan bahwa Tuhan itu esa dan hanya ada 1 Tuhan yang boleh disembah dan diakui itulah yang harus dijelaskan kepada anak. Hal ini sesuai dengan perkataan Allah dalam QS. Luqman: 13:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang besar”. (Luqman :13)
Setelah membaca arti ayat di atas, kita menyadari bahwa tidak berhenti pada kenyataan hanya ada 1 Tuhan yang layak disembah dan diakui, tiap manusia tidak boleh menganggap ada benda lain yang memiliki kuasa menetukan yang sama seperti Tuhan. Dan bahkan, jika ada manusia yang masih melakukan persekutuan dengan apapun selain Allah sebagai Tuhannya, tindakan tersebut pun termasuk pada kesalahan yang berakibat dosa besar.
Tidak hanya kepada Allah sebagai Tuhan yang menciptakannya, anak pun harus mengetahui bahwa bersikap kepada ibu dan bapak juga sebuah kewajiban. Hal ini sesuai dengan perkataan Allah di ayat selanjutnya dari surat Luqman di atas yang artinya:
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu,” (Luqman :14)
-
Akhlak
Aspek selanjutnya yang sangat perlu diperhatikan ialah pengetahuan tentang akhlak. Mengapa demikian? Sebab akhlaklah yang menjadi dasar bagi tiap manusia dalam menentukan tindakannya terhadap segala hal yang terjadi dalam hidup.
Tidak berhenti di situ, akhlak jugalah yang menjadi tujuan utama Allah mengutus para Rasulnya ke muka bumi, yakni untuk memperbaiki akhlak manusia.
Tentu saja hal yang harus ditanamkan adalah semua akhlak terpuji dan beritahukan tentang akhlak tercela. Harapannya, jika anak sudah dibiasakan dengan nilai akhlak-akhlak terpuji sejak usia belia, saat dewasa nanti Sang anak masih memiliki standar nilai yang kokoh meski berinteraksi dengan segala jenis manusia dengan karakternya yang sangat beragam.
-
Ibadah
Aspek ketiga ialah ibadah. Ibadah adalah inti dari mempraktikkan ajaran agama Islam. Karena ibadah sendiri adalah menjalankan semua hal yang diridhoi Allah, dan melarang diri untuk melakukan apa yang dilarang oleh Allah.
Dalam ibadah pun ada yang wajib ada juga yang sunnah. Sebagai fokus utama, tentulah biasakan anak untuk melakukan hal-hal yang termasuk ibadah wajib. Seperti halnya 5 kegiatan yang tertera dalam Rukun Islam.
Akan tetapi, membiasakan anak untuk melakukan ibadah sunnah pun tentu sangat baik. Selama kegiatan tersebut diajarkan dengan cara yang menyenangkan dan ringan, tidak ada salahnya ikut menanamkan hal tersebut kepada anak. Karena, akibat yang ditimbulkan dari membiasakan anak melakukan ibadah adalah sebagai berikut sesuai dengan hadis Rasul yang artinya:
“Tidaklah seorang anak tumbuh dalam ibadah sampai ajal menjemput dirinya, melainkan Allah akan memberi dia pahala setara dengan 99 pahala shiddiq (orang-orang yang benar dan jujur).”
Contoh Implementasi Pendidikan Anak
Setelah membahas mengenai aspek yang sebaiknya diperkenalkan kepada anak sedini mungkin, mari kita masuk pada cara mengajarkan hal-hal tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut 5 poin yang dapat dilakukan untuk mengenalkan akidah, akhlak, dan ibadah kepada anak dalam kehidupan sehari-hari:
-
Memutarkan lantunan ayat Quran
Jika Sahabat menganggap sedini mungkin yakni sejak awal kelahiran Sang anak, sepertinya perlu dipikirkan kembali. Pasalnya, mendidik anak untuk mengenalkannya dengan Islam juga dapat dilakukan saat anak masih berada dalam kandungan.
Sang Ibu dapat rutin memutarkan lantunan tilawah ayat-ayat Quran saat sedang mengandung, selain dengan membacakannya langsung atau dengan mengaji.
-
Melatih ucapan kalimat syahadat
Kitab al-Amali dari Imam Al-Baqir dan Imam ash Shodiq membahas tentang cara mengenalkan akidah tahap awal kepada anak.
Dalam kitab tersebut, orangtua disarankan untuk mengajarkan anak cara mengucap kalimat laa ilaaha illa allah. Kalimat tersebut hendaknya diucapkan 7x, pada usia 3 tahun.
Lalu setelah 7 bulan, beritahu lagi kalimat muhammadar rasululloh. Kalimat ini pun diucapkan sebanyak 7x.
Kalimat tauhid ini dijadikan pembelajaran pada tahap awal karena mengingat betapa besarnya pahala yang didapat saat mengucap kalimat ini.
-
Mengajak anak salat bersama
Dalam mengajarkan ibadah, baiknya mengutamakan ibadah yang wajib lebih dulu. Dengan mengajak anak melakukan urutan wudu dan mempraktikkan gerakan salat, anak akan memiliki kenangan tentang wudu dan salat sehingga tidak merasa asing dengan keduanya.
Hal ini sesuai dengan hadis nabi riwayat Ahmad dan Abu Daud.
-
Menceritakan kisah Nabi dan para sahabat
Poin ini dapat dilakukan saat hendak mengajarkan anak tentang akhlak. Dengan mengetahui bagaimana cara nabi berbicara dan bertindak saat mengalami kesulitan, harapannya anak dapat mengingat hal tersebut dan ikut mempraktikkannya .
-
Memperhatikan pergaulan anak
Mengingat bahwa lingkungan memengaruhi bagaimana tingkah laku dan pola pikir seseorang, mengetahui teman-teman Sang anak dan bagaimana kegiatan mereka penting untuk dilakukan.
Dengan harapan, Sang anak hanya mengambil aspek positifnya saja dari pergaulannya, karena sudah mendapat nasihat dari kedua orangtuanya mengenai aspek negatif yang perlu dihindari.
itulah paparan singkat mengenai tips mendidik dalam yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianjurkan dalam agama Islam. Tentunya tidak hanya ilmu agama, tetapi karakter dan perangai pun harus ikut diajarkan sedini mungkin.
Semoga informasinya bermanfaat ya. Untuk kemudahan mendapatkan produk proteksi syariah untuk sahabat, Wakalahmu sebagai marketplace asuransi khusus syariah pertama di Indonesia hadir menawarkan beragam pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan sahabat.
Foto: Freepik