Ekonomi Syariah sebagai Ekonomi hijau, Berkelanjutan dan Upaya menjaga lingkungan

by Sakinah Finance 05 Desember 2025, 20:18:09

 

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ 

"Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang dipimpin. Penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan istri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya. Ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya" (HR al-Bukhari).

Dalam perspektif Islam, manusia diturunkan ke bumi bukan sekadar sebagai penghuni, tetapi sebagai khalifah, pemegang amanah yang bertugas mengelola dan menjaga kelestarian alam. Status ini menegaskan bahwa manusia bukan pemilik mutlak bumi, melainkan manajer yang harus mempertanggungjawabkan seluruh tindakannya kepada pemilik sesungguhnya, yaitu Allah SWT. Setiap bentuk pengelolaan, pemanfaatan, dan perubahan terhadap lingkungan akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga manusia dituntut untuk bertindak dengan penuh kehati-hatian dan etika.

Islam menghadirkan seperangkat aturan yang sangat jelas mengenai kewajiban menjaga seluruh makhluk hidup di bumi. Rasulullah SAW mengajarkan larangan menyiksa binatang, menebang pohon secara sembarangan, serta merusak alam tanpa kebutuhan yang sah. Bahkan dalam kondisi perang, umat Islam dilarang membunuh hewan atau merusak tanaman kecuali ada alasan syar’i yang kuat. Ini menunjukkan betapa seriusnya Islam menempatkan kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah. Al-Qur’an juga berulang kali mengingatkan agar manusia tidak membuat kerusakan di muka bumi setelah Allah menjadikannya baik dan seimbang. Dengan demikian, seluruh elemen ekosistem, dari hewan, tumbuhan, hingga tanah, dipandang sebagai makhluk Allah yang memiliki hak untuk dilestarikan.

Konsep ekonomi Islam pun tidak terlepas dari misi pemeliharaan lingkungan. Aktivitas ekonomi dalam Islam bukan hanya mengejar keuntungan materi, tetapi juga harus berlandaskan nilai-nilai moral dan keberlanjutan. Islam mendorong umatnya untuk bekerja, berdagang, dan berinovasi, namun dengan syarat tidak merusak bumi. Praktik ekonomi yang menimbulkan polusi, eksploitasi berlebihan, atau kerusakan ekosistem secara langsung bertentangan dengan prinsip halalan tayyiban dan konsep maslahah yang menjadi dasar ekonomi Islam. Sumber rezeki dalam Islam harus diperoleh dengan cara yang tidak merugikan pihak lain, termasuk makhluk hidup dan unsur alam. Dengan kata lain, keberlanjutan lingkungan menjadi bagian integral dari keberkahan rezeki.

Setiap individu memiliki tanggung jawab menjaga lingkungan sesuai kapasitasnya masing-masing. Contohnya, seorang ibu di rumah memegang peran penting dalam menciptakan budaya ramah lingkungan di lingkup keluarga, seperti mengurangi sampah, menghemat air, serta mengajarkan anak mencintai alam. Pengusaha kecil bertanggung jawab memastikan usahanya menghasilkan keuntungan tanpa menimbulkan kerusakan di skala kecil, misalnya dengan menggunakan bahan ramah lingkungan atau mengelola limbah dengan baik. Sementara itu, pengusaha besar memiliki beban moral yang lebih besar karena dampak aktivitas mereka jauh lebih luas. Mereka dituntut untuk menerapkan prinsip green business, menjaga keberlanjutan sumber daya, dan menghindari praktik yang dapat merusak lingkungan dalam skala besar. Semakin besar kekuatan ekonomi seseorang, semakin besar pula amanah ekologis yang harus dipikulnya.

Dengan demikian, ekonomi Islam dan kepedulian lingkungan bukanlah dua konsep yang terpisah, melainkan saling melengkapi. Islam mengajarkan bahwa kemakmuran sejati tidak hanya diukur dari kekayaan materi, tetapi dari keseimbangan dan kelestarian alam yang ditinggalkan untuk generasi mendatang. Melalui peran kolektif, dari rumah tangga hingga korporasi besar, umat Islam dapat mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan sekaligus menjaga bumi sebagai amanah dari Allah SWT.

Salam : Farisah Amanda, S.E.Sy., M.E., AWPS, CSFT

 

Rubrik Lainnya

FINANCIAL FREEDOM (Merdeka Finansial)

Baca sekarang

Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80

Baca sekarang

Teladan Nabi Muhammad ﷺ dalam Muamalah Keuangan Keluarga

Baca sekarang
Kontak WA Wakalahmu