Perbedaan mendasar Ekonomi Syariah dan Ekonomi Konvensional

by Sakinah Finance 13 Oktober 2025, 09:54:07

Perbedaan mendasar antara ekonomi konvensional dan ekonomi syariah sudah terlihat sejak dari definisinya.

-       Ekonomi konvensional didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas. Asumsi yang melandasinya adalah bahwa keterbatasan sumber daya merupakan sesuatu yang mutlak.

-       Sebaliknya, ekonomi syariah tidak berangkat dari asumsi tersebut. Dalam perspektif Islam, sumber daya pada hakikatnya tidak dianggap terbatas. Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa Dia telah menyediakan rezeki yang cukup di bumi ini bagi seluruh makhluk-Nya:

Allah berfirman:

Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu...” (QS. Al-Baqarah: 22)

Dan tidak ada suatu makhluk melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya...” (QS. Hud: 6)

Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan Dia (pula) yang membatasi baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-‘Ankabut: 62)

Dengan demikian, masalah utama dalam ekonomi bukanlah keterbatasan ciptaan Allah, melainkan bagaimana manusia mengelola, mendistribusikan, dan memanfaatkannya. Akar persoalan terletak pada perilaku manusia: keserakahan, ketidakadilan, dan salah kelola (mismanagement).

Karena itu, ekonomi syariah tidak cukup dipahami sebagai ekonomi konvensional yang diberi “label syariah” pada industrinya. Ia berdiri di atas landasan teologis dan moral, dengan tujuan utama menghadirkan keadilan, kesejahteraan, dan keberkahan, bukan sekadar efisiensi atau keuntungan materi.

Dalam Islam, kebutuhan manusia sejatinya terbatas, sedangkan keinginannya tidak terbatas. Hal ini ditegaskan dalam hadits:

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya. Dan tidak akan memenuhi mulutnya selain tanah (yaitu setelah mati). Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih; HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)

Hadits ini menggambarkan sifat dasar manusia yang cenderung tidak pernah puas, sehingga dibutuhkan kendali melalui iman dan syariat.

Apakah prinsip-prinsip tersebut bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam pengelolaan keuangan pribadi dan keluarga? Jawabannya tentu ya. Sebagai seorang muslim, kita meyakini bahwa rezeki adalah pemberian Allah. Namun, pengelolaannya merupakan tanggung jawab setiap individu dan keluarga. Hal ini ditegaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya:

“Masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang laki-laki adalah pemimpin bagi keluarganya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang budak adalah pemimpin terhadap harta tuannya, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban tentang harta yang diurusnya. Ingatlah, masing-masing kalian adalah pemimpin, dan masing-masing kalian akan dimintai pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar).

Dengan pemahaman ini, pengelolaan keuangan keluarga harus diarahkan pada:

1.     Memenuhi kebutuhan pokok secara layak dan halal.

2.     Mengendalikan keinginan agar tidak boros dan konsumtif.

3.     Menghindari praktik riba dan hal-hal yang diharamkan.

4.     Menyisihkan sebagian harta untuk zakat, infak, dan sedekah.

5.     Menjadikan keberkahan dan ridha Allah sebagai tujuan utama, bukan sekadar jumlah harta.

Rubrik Lainnya

FINANCIAL FREEDOM (Merdeka Finansial)

Baca sekarang

Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80

Baca sekarang

Teladan Nabi Muhammad ﷺ dalam Muamalah Keuangan Keluarga

Baca sekarang
Kontak WA Wakalahmu