Pengertian Amanah dalam Islam

2021-12-15 18:38:02

Pengertian amanah - Selain dikenal sebagai salah satu sifat wajib yang dimiliki para rasul, kata amanah cukup familiar di telinga sebagian besar masyarakat Indonesia. Kata amanah juga sangat sering diucapkan dalam kehidupan organisasi dan pekerjaan. Namun, apa sebenarnya pengertian amanah? Mengapa kata amanah akrab diasosiasikan dengan kepemimpinan?

Kulik jawabannya di artikel ini yuk Sahabat!

Pengertian Amanah

Kata amanah artinya bisa dipercaya. Kata ini berasal dari bahasa Arab, yakni amuna- ya’munu- amānatan. 

KBBI pun merilis terjemahan resmi makna kata amanah dalam bahasa Indonesia. Amanah adalah sesuatu yang dititipkan atau dipercayakan kepada orang lain.

Ada pula pendapat Quraish Shihab yang lebih memperjelas lagi pemahaman mengenai amanah. Menurutnya, amanah adalah kepercayaan yang diberikan seseorang untuk dipelihara dan dijalankan sebaik mungkin. Dalam prosesnya pun, orang yang diberi amanah harus menghindari kemungkinan menyia-nyiakan amanah tersebut, baik karena sengaja ataupun lalai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa amanah adalah sifat seseorang yang mampu menjaga dengan sebaik mungkin kepercayaan yang diberikan kepada orang tersebut. sehingga, orang tersebut bisa dipercaya oleh orang-orang atau suatu komunitas di sekitarnya.

Hadis Tentang Amanah

Suatu perkara yang ada di muka bumi, diputuskan hukumnya dalam Islam berdasarkan 4 sumber. Keempat sumber tersebut adalah Quran, hadis, ijma, dan qiyas.

Pada artikel kali ini, mari kulik lebih lanjut tentang sumber hukum kedua dalam Islam yang menyoroti betapa pentingnya sifat amanah, sehingga menjadi sifat wajib para nabi dan rasul serta wajib pula dimiliki oleh umat manusia.

Setidaknya ada 2 hadis yang membahas tentang keharusan seseorang memiliki sifat amanah, sebagai berikut:

  1. Hadis Riwayat Ahmad

لاَ إِيمَانَ لِمَنْ لاَ أَمَانَةَ لَهُ وَلاَ دِينَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ

(Laa iimaana liman laa amaanata lahu walaa diina liman laa ‘ahdahu)

Artinya:

“Tidak sempurna iman seseorang yang tidak amanah, dan tidak sempurna agama orang yang tidak menunaikan janji” (Hadis Riwayat Ahmad).

Dalam hadis tersebut, kita dapat melihat bahwa sifat amanah dijadikan sebagai indikator kesempurnaan iman seseorang. Padahal, tentu masih banyak lagi sifat terpuji selain amanah. Oleh karena itu, sifat amanah wajib dimiliki karena dapat menjadi gambaran tingkat keimanan seseorang.

  1. Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim

 

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ دِينَارٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ عَلَيْهِمْ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ

 (Haddatsnaa abdulloh ibnu maslamata an maalikin an abdillah ibni diinarin an abdillah ibni ‘umaro anna rasuul allahi SAW qoola: alaa kullukum rooin wa kullukum masuulun an roiyyatihi. Fal amiirul ladzii alan naasi roo’in alaihim wa huwa masuulun ‘anhum)

Artinya:

Dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW sesunggguhnya bersabda; “Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Seperti yang telah kita ketahui, hadis ini memberitahu bahwa pemimpin bukan hanya seseorang yang memiliki wilayah kekuasaan ataupun orang-orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.

Pada dasarnya, setiap orang adalah pemimpin atas dirinya sendiri. Alasan mengapa sifat amanah wajib dimiliki oleh tiap individu adalah isi hadis ini. Jika seseorang sudah tidak bisa menjaga kepercayaan yang diberikan kepada dirinya sebagai individu, tentu akan bermasalah jika harus menerima kepercayaan yang menyangkut banyak orang.

Jenis Amanah

Setelah mengetahui dasar hukum yang menjelaskan peran sifat amanah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat, mari kita ketahui juga jenis amanah apa saja yang ada.

Berikut 3 jenis dasar amanah dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Kepada Allah, Sang Pencipta

Yang pertama, adalah amanah kepada Sang pencipta, yakni Allah SWT. Karena manusia merupakan suatu makhluk yang diciptakan, tentu jenis amanah yang pertama kali dimiliki adalah amanah kepada Tuhannya.

Apa bentuk amanah yang dimiliki manusia terhadap Penciptanya? Yakni menjalankan semua hal yang diperintahkan Allah dan meninggalkan apapun yang telah dilarang Allah.

Hal ini tergambar dalam QS, al-Anfal:27, sebagai berikut:

يَاأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَخُونُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓا۟ أَمَٰنَٰتِكُمْ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ

(Yaa ayyuhal ladziina aamanuu laa takhuunuloh warrosuula watakhuunuu amaanaatikum wa antum ta’lamun)

Artinya

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (Q.S. al-Anfal 8: 27)

Oleh sebab itu, konsekuensi dari perbuatan mencari kekuatan kepada makhluk lain atau biasa disebut syirik adalah konsekuensi paling berat yang mungkin dilakukan oleh umat Islam.

  1. Kepada Sesama Umat Manusia

Jenis amanah kedua adalah amanah kepada individu lain sebagai sesama makhluk. Intensitas terjadinya jenis amanah kedua ini bisa dikatakan yang paling tinggi.

Bentuk amanah tersebut meliputi hak ataupun kewajiban antarmanusia. Sebagai contoh yaitu tidak mengatakan kepada orang lain saat diberitahu sebuah rahasia. Tidak hanya itu, menyampaikan sesuatu sesuai dengan kebenaran aslinya juga dapat mencerminkan sifat amanah.

Hal ini sesuai dengan isi QS. An-Nisa: 58, sebagai berikut:

 ….. إِنَّ ٱللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَن تُؤَدُّوا۟ ٱلْأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهْلِهَا

(Innalaha ya’murukum an tuaddu amaanaati ilaa ahlihaa …)

Artinya:

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya …” (Q.S. an-Nisa 4: 58).

Bisa saja nilai ucapan atau perbuatan yang diamanahkan biasa saja atau bahkan tidak memiliki makna sama sekali untuk kita. akan tetapi, sangat mungkin bahwa tindakan atau ucapan sederhana tersebut memiliki dampak yang sangat signifikan bagi penerima amanah.

Oleh sebab itu, Allah memerintahkan melalui firmannya agar umat Islam menyampaikan amanah kepada pihak yang harus menerimanya.

  1. Kepada Diri Sendiri

 Jenis ketiga yakni kepada diri sendiri. Amanah kepada diri sendiri merupakan jenis amanah yang jarang disadari pada umumnya.

Mengingat bahwa tiap manusia adalah pemimpin, tentu amanah kepada diri sendiri pun harus tetap dilakukan, sesederhana menjaga kesehatan pikiran dan badan.  Tidak membiarkan diri sendiri terluka dalam beragam aspek, juga menjadi bentuk amanah pada diri sendiri.

Karena segala sesuatu yang dimiliki di muka bumi. Hanya titipan dari Allah SWT.

Contoh Amanah dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut contoh penerapan sifat amanah dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Menjaga informasi yang dirahasiakan
  2. Menyampaikan titipan pesan sesuai dengan isi aslinya
  3. Menjaga benda yang dititipkan dengan baik
  4. Menjalankan tugas dan tanggung jawab jabatan sesuai dengan yang diberikan
  5. Menjaga segala sesuatu yang telah diberikan oleh Allah

Ciri Orang Bersifat Amanah

Seseorang yang memiliki sifat amanah, dapat dipastikan memiliki beberapa ciri-ciri di bawah ini. Yuk cari tahu bersama, Sahabat!

  1. Jujur
  2. Tanggung jawab
  3. Tepat janji
  4. Tegas
  5. Sering dipercayakan tugas tidak biasa

Nah, itu dia bahasan singkat mengenai pengertian amanah, hadis, jenis, contoh, dan ciri-ciri orang yang amanah.  

Semoga informasinya bermanfaat ya. Untuk kemudahan mendapatkan produk proteksi syariah untuk sahabat, Wakalahmu sebagai marketplace asuransi khusus syariah pertama di Indonesia hadir menawarkan beragam pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan sahabat.

Foto: Freepik.com

Artikel Lainnya

Pengertian Sifat Hasad dan Cara Mendeteksinya

Ini dia pengertian sifat hasad dan cara mencari tahunya. Yuk dicari tahu Sahabat!
Baca sekarang

Hukum Berkurban Menurut 4 Imam Mazhab

Yuk cari tahu hukum berkurban di artikel ini!
Baca sekarang

Doa Awal Tahun 1 Muharam 1446 H

Alhamdulillah Wa Syukurillah, tidak terasa kita sudah memasuki Tahun baru 1446 H. Semoga kita dapat terus bersyukur atas berkah yang dilimpahkan Allah SWT
Baca sekarang
Kontak WA Wakalahmu