Jenis risiko - Manusia diciptakan oleh Tuhan berpasangan. Tetapi, apa hanya manusia saja? Tentu tidak. Mulai dari hal abstrak maupun kasat mata, banyak hal di muka bumi yang tercipta secara berpasangan. Ada gelap dengan terang, bahagia dengan sedih, positif dengan negatif. Namun, berbeda dengan hal-hal positif, kebanyakan orang pada umumnya tabu membicarakan topik negatif dalam obrolan sehari-harinya.
Contoh kecilnya adalah risiko. Cukup jarang obrolan tentang risiko didapati saat sedang bercengkrama. Sekalipun ada, pastinya risiko tersebut tidak sedang terjadi di kumpulan tersebut. Namun nyatanya, apa risiko memang benar jauh dari kita?
Oleh karena itu, pada artikel ini Wakalahmu mencoba membahas lebih jauh tentang risiko dan jenis-jenis risiko. Psst, perusahaan asuransi juga memakai jenis risiko ini lho untuk menentukan jenis premi nasabah mereka.
Tetap ikuti bahasannya hingga akhir ya Sahabat!
Pengertian Risiko
Sebelum berbicara tentang risiko lebih lanjut, tentu baiknya mengetahui dulu dengan jelas apa itu risiko. Secara sederhana, risiko dapat diartikan sebagai sesuatu yang merugikan. Sesuatu itu bisa berupa ketidakpastian, juga dari hal yang sudah pasti.
Banyak ahli yang memberikan definisi risiko yang beragam, berdasarkan sudut pandang yang digunakan. Namun, semua definisi tersebut pasti memuat kata ketidakpastian dan kerugian.
Lantas, apa saja jenis risiko yang biasa terjadi pada manusia?
Jenis Risiko
Setelah membahas tentang pengertian risiko, mari lanjut kepada pembahasan berikutnya. Risiko yang terjadi pada manusia tentunya terbagi menjadi beberapa kategori. Apa saja kategorinya?
-
Risiko Spekulatif atau Speculative Risk
Risiko spekulatif merupakan risiko yang apabila terjadi, tidak hanya mendatangkan kerugian tetapi juga keuntungan. Oleh karena itu, risiko spekulatif juga biasa disebut dengan risiko bisnis.
Sebagai contoh, di saat seseorang akan memulai usaha, tentu mengeluarkan modal di awal. Akan tetapi, kemungkinan memiliki penjualan yang stabil tentu belum pasti terjadi. Di saat itulah risiko spekulatif terjadi. Yakni, saat ada kemungkinan usaha yang didirikan gagal dan rugi, tetapi ada pula kemungkinan usaha yang didirikan berhasil dan mendatangkan untung.
Saat risiko spekulatif terjadi pada sebagian orang, sangat mungkin sebagian lagiannya mendapatkan keuntungan dari kerugian yang dialami pihak lain.
-
Risiko Murni atau Pure Risk
Sementara itu, risiko murni adalah risiko yang apabila terjadi hanya mendatangkan kerugian. Tidak ada pihak yang mendapat keuntungan apabila risiko murni ini terjadi. Jadi, hanya terdapat kerugian saja, seperti contoh banjir, tanah longsor, kecelakaan, dll.
Jika ditilik lebih jauh, risiko murni memiliki 2 kategori di dalamnya:
1. Risiko perorangan / personal
Yakni risiko yang terjadi pada tiap individu. Pengertian risiko perorangan ialah risiko yang menyebabkan pengaruh terhadap kemampuan seseorang mendapatkan penghasilannya.
Contohnya seperti kecelakaan, sakit berkepanjangan, kondisi tubuh yang terlalu lemah untuk melakukan aktifitas, dan lainnya.
2. Risiko properti / property
Risiko selanjutnya adalah risiko properti. Risiko ini terjadi apabila seseorang mempunyai benda atau suatu hal yang menjadi kepemilikannya. Risiko tersebut dapat berbentuk pencurian atau kerusakan.
Sedangkan berdasarkan sifat terjadinya, risiko terbagi menjadi 2, sebagai berikut:
-
Risiko Statis / static
Risiko statis adalah risiko yang terjadi karena suatu kejadian atau situasi yang tidak akan berubah meski waktu terus berjalan. Sebagai contoh, yakni peristiwa alam seperti gempa bumi, tsunami, kilatan petir, dan lainnya.
-
Risiko Dinamis / dynamic
Adapun risiko dinamis, terjadi akibat adanya perubahan situasi dan kondisi tertentu seiring bergeraknya waktu. Contohnya ialah risiko akibat globalisasi, risiko akibat terciptanya sistem automatisasi, risiko akibat berkembangnya teknologi, dan lainnya.
Berdasarkan sudut pandangnya, risiko terbagi menjadi 2 kategori:
-
Risiko Subjektif
Adalah risiko yang bentuk terjadinya dapat berbeda tiap individu. Mengapa demikian? Karena risiko ini terjadi tergantung pada cara seseorang menanggapi suatu kejadian merugikan.
Sebagai contoh, saat penjualan mengalami penurunan, risiko bisa menjadi besar apabila seseorang langsung merasa panik dan tidak memiliki solusi dari risiko tersebut. secara positif dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami risiko spekulatif.
Akan tetapi, jika ada orang lain yang menghadapi peristiwa penurunan penjualan, tetapi sudah mengetahui penyebab dan solusi untuk mengatasi hal tersebut, tentu risiko spekulatif tidak akan terjadi pada orang ini.
-
Risiko Objektif
Lain halnya dengan risiko subjektif, risiko objektif adalah risiko yang terjadi pada semua orang tanpa terkecuali. Karena keberadaan risiko objektif dipengaruhi oleh suatu data atau fakta yang berlaku secara umum.
Sebagai contoh, apabila harga BBM naik, tentu terjadi risiko kenaikan harga pada barang-barang lainnya. Hal ini dikarenakan BBM adalah faktor dasar yang memengaruhi modal. Jika BBM naik, tentu harga modal ikut naik, dan harga jual pun akan naik untuk memertahankan margin.
Langkah Manajemen Risiko
Tentunya, harus ada sebuah solusi untuk menghadapi kemungkinan risiko yang pasti akan datang. Hal ini perlu dilakukan baik oleh individu maupun lembaga perusahaan. Tentunya agar pada saat risiko tersebut terjadi, kerugian yang terjadi dapat ditekan menjadi seminim mungkin.
Beberapa langkah yang umum dilakukan saat menghadapi risiko yang dapat kita lakukan yakni sebagai berikut:
-
Menghindar
Langkah ini tentu menjadi cara termudah yang dapat dilakukan. Akan tetapi, kelemahan dari menghindari risiko adalah hasil yang tidak terlalu optimal. Karena risiko tersebut tidak menghilang, justru akan tertumpuk dengan risiko-risiko lain yang akan datang.
-
Menahan
Cara selanjutnya ialah menahan risiko yang akan datang. Tindakan yang termasuk menahan risiko adalah sebagai berikut.
Jika seseorang merasa lapar, orang tersebut akan memilih untuk menahan rasa lapar yang ia alami alih-alih memenuhi rasa laparnya dengan makan. Risiko yang ditahan adalah rasa lapar tadi.
-
Melakukan Diversifikasi
Selain 2 opsi di atas, seseorang dapat melakukan diversifikasi untuk mengatasi risiko yang akan dihadapi. Yang dimaksud diversifikasi ialah menyediakan lebih dari satu solusi untuk menghadapi sebuah risiko.
Sebagai contoh, jika seseorang ingin mengatasi risiko properti dari jam tangan mewahnya, orang tersebut akan meletakkan jam tersebut di tempat tersembunyi. Tidak berhenti di situ, ia pun akan membatasi akses masuk ke ruangan tempat ia meletakkan jam tersebut.
-
Mentransfer
Langkah ini merupakan prinsip kerja dari asuransi. Jadi, apabila seseorang ingin mentransfer risiko yang akan terjadi pada dirinya, ia akan memindahkan risiko tersebut kepada pihak yang dapat dipercaya dan sangat mampu untuk mengatasi risikonya.
Jika transfer risiko menjadi prinsip dasar asuransi, maka dalam asuransi syariah menggunakan prinsip risk sharing atau berbagi risiko.
-
Mengendalikan
Upaya ini lebih mengarah pada tindakan preventif terhadap risiko tersebut. Sebagai contoh, untuk mengendalikan kemungkinan sakit, seseorang menjalankan pola hidup sehat seperti rutin olahraga dan menjaga pola makan.
Itu dia sekilas pembahasan mengenai jenis risiko hingga langkah sederhana untuk mengatasi risiko tersebut. Bagaimana Sahabat? Apa cara manajemen risiko di atas sesuai dengan cara yang biasa Sahabat lakukan?
Semoga informasinya bermanfaat ya. Untuk kemudahan mendapatkan produk proteksi syariah untuk sahabat, Wakalahmu sebagai marketplace asuransi khusus syariah pertama di Indonesia hadir menawarkan beragam pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan sahabat.
Referensi foto: Unsplash