Sifat hasad - Selain mempelajari sifat terpuji, tentu kembali mengingat lebih banyak tentang sifat tercela dirasa perlu. Agar kita dapat terhindar dan segera menyadari jika sedang memiliki sifat tersebut. Salah satu sifat tercela yang sangat sering terjadi ialah sifat hasad. Apa ya sifat hasad itu? Bagaimana contohnya?
Cari tahu di artikel ini yuk!
Pengertian Hasad
Hasad adalah bahasa arab yang berasal dari kata hasada- yahsidu- ihsid, yang artinya adalah iri dan dengki.
Imam Nawawi menjelaskan lebih lanjut mengenai hasad, yakni memiliki angan-angan agar kenikmatan milik orang lain hilang dari dirinya. Kenikmatan tersebut bisa berarti dalam hal apapun, termasuk urusan agama dan dunia.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasad adalah perasaan negatif yang muncul tanpa alasan yang jelas, saat mengetahui orang lain mendapatkan hal yang baik. Hal baik tersebut dapat berupa harta, jabatan, benda, serta prestasi.
Sebagaimana pengertiannya, hasad adalah salah satu sifat tercela. Oleh karena itu, sangat baik bagi kita untuk mengetahui dengan detail apa itu hasad, agar dapat menyadari jika suatu waktu merasakan hal ini dan dapat dengan cepat mengatasi hasad yang muncul tersebut.
(Baca juga: Cara Efektif Deteksi Sifat Hasad)
Bahaya Hasad
Hasad menjadi sifat tercela tentu bukan tanpa alasan. Banyak riwayat yang menjelaskan betapa berbahayanya sifat hasad. Mulai dari al-Quran, hadis, bahkan pembahasan para ulama.
Oleh sebab itu, Wakalahmu merangkumkan 4 riwayat yang menggambarkan tentang betapa sifat hasad begitu mengancam:
-
Dapat Menghanguskan Kebaikan
إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّرُ الْحَطَبَ
Artinya: “Jagalah dirimu dari hasad, karena sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan. Sebagaimana api memakan kayu bakar,” (HR. Abu Daud No. 4257 dari Abu Hurairah)
(Baca juga: Contoh Perilaku Amanah Dalam Kehidupan Sehari-hari )
Sebagaimana arti dalam hadis tersebut, sedikit sifat hasad mampu menghanguskan kebaikan yang telah dilakukan dengan banyak usaha. Kebaikan yang banyak tersebut dapat hilang tanpa sisa selayaknya kayu bakar yang menjadi abu saat dibakar.
-
Dosa Pertama di Langit dan di Muka Bumi
عُصِيَ اللهُ بِهِ فِي السَّمَاءِ الْحَسَدُ وَأَوَّلُ ذَنْبٍ عُصِيَ اللهُ بِهِ فِي الأَرْضِ الْحَسَدُ
Artinya: “Dosa yang pertama kali terjadi di langit adalah hasad (hasadnya iblis kepada Adam). Demikian pula dosa yang pertama kali terjadi di bumi adalah hasad (hasad yang mendorong salah seorang anak Nabi Adam membunuh saudaranya).” (Tafsir al-Qurthubi, 20/259)
Oleh sebab itu, akan lebih baik jika kita memberi perhatian lebih terhadap sifat hasad. Pasalnya, saking berbahaya dan sulit untuk menyadarinya, hasad menjadi perbuatan melanggar yang dilakukan baik oleh jin dan manusia.
-
Hilang Kemuliaan dan Masuk Neraka Jahanam
أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِينٍ
Artinya: “Aku lebih baik daripada dia, Engkau ciptakan aku dari api dan Engkau ciptakan Adam dari tanah,” (QS. Al-Araf:12)
Pada ayat ini, iblis hasad kepada Adam karena Allah menyuruhnya untuk bersujud pada Adam. Oleh karena itu, iblis yang dulunya mulia dan termasuk jajaran malaikat harus keluar dari surga dan ditakdirkan untuk masuk neraka jahanam.
-
Melakukan Hal yang Sia-sia
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ (١٢٠)
Artinya: “Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan.” (Ali Imran: 120)
Melalui ayat di atas, dapat diketahui dengan pasti bahwa orang yang hasad terhadap orang lain dengan mengharapkan keburukan terjadi pada orang tersebut, pada dasarnya melakukan hal yang sia-sia.
Karena harapan buruk tersebut tidak akan berpengaruh pada objek hasad mereka. Justru sebaliknya, sifat hasad tersebut terus menimbulkan kekhawatiran dan kebencian terhadap diri orang yang hasad itu tadi.
(Baca juga: Hadits Tentang Sifat Amanah)
Jenis Hasad
Setelah membahas beberapa hal tentang hasad, muncul lagi pertanyaan lain. Apakah semua bentuk ketidaksukaan saat orang lain menerima hal yang baik adalah hasad dan perbuatan yang bisa mendatangkan dosa?
Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut, Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa hasad terbagi menjadi 2 jenis, sebagai berikut:
-
Hasad Hakiki
Hasad inilah yang kita ketahui dengan merasakan emosi negatif saat melihat orang lain mendapat hal baik serta menginginkan kebaikan tersebut hilang dari diri orang itu.
Perbuatan hasad jenis inilah yang akan mendatangkan beragam kerugian lahir dan batin serta ancaman dosa.
-
Ghibtoh/Hasad Majazi
Ghibtoh adalah perasaan iri yang muncul saat melihat orang lain mendapatkan kenikmatan dan hal-hal baik tanpa ingin orang tersebut kehilangan nikmat yang dimilikinya. Ghibtoh juga terjadi saat muncul perasaan ingin turut memiliki kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Hasad majazi atau ghibtoh inilah yang masih dapat diperbolehkan. Akan tetapi, tidak serta merta semua hal bisa menjadi objek ghibtoh tanpa batasan. Hanya ada 2 hal yang diperbolehkan untuk menjadi objek ghibtoh, sebagaimana perkataan Rasul dalam hadis berikut:
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِى اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَسُلِّطَ عَلَى هَلَكَتِهِ فِى الْحَقِّ ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللَّهُ الْحِكْمَةَ ، فَهْوَ يَقْضِى بِهَا وَيُعَلِّمُهَا
Artinya: “Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu (Al Qur’an dan As Sunnah), ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhori dan Muslim)
(Baca juga: Inilah Arti dan Asal Kata Syariah)
Penyebab Hasad
Meski hasad bisa muncul tiba-tiba serta tanpa alasan yang jelas, ada beberapa hal yang juga dapat memicu munculnya sifat hasad ini.
Berikut 3 faktor penyebab hasad:
-
Permusuhan
Faktor pertama ialah permusuhan. Sudah menjadi hal yang wajar jika ingin melihat kondisi pihak yang dimusuhi lebih buruk dan ada di bawah pihak lainnya. Oleh karena itu, hasad pasti akan muncul saat seseorang bermusuhan dengan pihak lain.
-
Menganggap Diri Terlalu Tinggi
Poin pada faktor kedua ini tentu beda makna dengan percaya diri. Yang diperbolehkan adalah percaya diri. Sementara menganggap diri selalu yang paling unggul dalam apapun akan mempersulit keadaan jika menemukan pihak yang ternyata ada di tingkat yang lebih tinggi.
Selalu ingat bahwa di atas langit masih ada langit.
-
Terlalu Mencintai Kekuasaan
Faktor ketiga ini dapat membuat orang dengan mudah merasakan hasad. Bahkan, dalam beberapa kasus tidak hanya berhenti di hasad.
Terlalu mencintai kekuasaan dapat menjadi kunci dari pintu kesengsaraan dan kerugian, dan hasad merupakan permulaannya.
Ciri-ciri Orang Hasad
Pada umumnya, orang jarang menyadari saat dirinya sedang memiliki sifat hasad. Akan tetapi, ada beberapa ciri orang yang sedang merasakan hasad, seperti yang tergambar dalam sikap di bawah ini:
- Kesal saat melihat orang mendapatkan rezeki lebih atau prestasi tertentu
- Memberitahukan kesalahan pihak tertentu di ruang publik
- Tidak terima jika pihak lain menerima pujian karena kinerjanya lebih baik
- Sering mencari-cari kesalahan orang lain
- Menuduh kenikmatan yang didapat orang lain didapat dengan cara yang tidak benar
Usai sudah sekelumit bahasan tentang pengertian hasad, bahaya, jenis, penyebab, dan ciri-ciri orang yang merasakan hasad.
Semoga informasinya bermanfaat ya. Untuk kemudahan mendapatkan produk proteksi syariah untuk sahabat, Wakalahmu sebagai marketplace asuransi khusus syariah pertama di Indonesia hadir menawarkan beragam pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhan sahabat.
Tidak hanya itu, tersedia juga kalkulator zakat untuk bantu Sahabat hitung jumlah zakat yang harus dibayar.
Yuk, cek Wakalahmu sekarang!
Foto: Unsplash